Cerita Desa
Artikel > Cerita Desa > ekonomi
Banjaranyar, Potret Kehangatan Kampung Madu di Utara Kabupaten Ciamis
Sun Oct 04 2020
Banjaranyar merupakan desa di Kecamatan Banjaranyar, hasil pemekaran dari wilayah Banjarsari Kabupaten Ciamis. Dengan berbagai potensi lokal dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, masyarakat mengolah dan memanfaatkan hasil bumi sebagai bentuk mata pencaharian secara mandiri.
Desa Banjaranyar menggeluti budi daya madu hutan sejak tahun 2007 dan memproklamirkan diri sebagai Kampung Madu pada tahun 2011. Daya dukung alam yang melimpah, disertai kesadaran masyarakat untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan potensi merupakan aset bagi desa yang terletak di utara Kabupaten Ciamis ini.
Potensi sebagai kampung madu berada di dua dusun, yakni dusun Sinar Asih dan Karang Legok. Berawal dari kampung madu inilah, Dinas Kehutanan Provinsi membangun sebuah kawasan perlebahan berskala nasional di dusun Karang Legok yang lokasinya berada di lahan milik desa. Di samping lokasi pusat perlebahan, ada pusat pengembangbiakan lebah khususnya untuk lebah Trigona. Di Desa Banjaranyar, terdapat KTH Bina Lestari beranggotakan 96 orang. Pak Bunyamin merupakan ketua, sosok di balik suskesnya KTH Bina Lestari dalam menarik perhatian masyarakat luar terhadap desa ini. Produksi madu murni yang dihasilkan sekitar 50-90 kg/bulan dari 1.500 stup yang tersebar di sekeliling jalan desa dan halaman rumah warga. Harga jual madu dipatok mulai Rp 150.000,00 sampai dengan Rp 250.000,00, tergantung besaran botol agar dapat terjangkau oleh berbagai kalangan. Kualitas madu yang murni bersumber dari pakan yang ada di sekitar kampung, mulai dari bunga air mata pengantin, bunga kelapa dan batavia yang membuat rasa dan manfaat madu jauh lebih baik untuk kesehatan yang mengkonsumsinya. Kampung Madu menjadi potensi khas Desa Banjaranyar yang memiliki madu dengan spesies lebah trigona, nyiruan dan odeng.
Kampung Madu ini tidak hanya mengelola budi daya madu. Di kampung ini memiliki wisata Curug Gumawang yang juga dikelola oleh petani madu tersebut. Sebuah kehangatan sangat terasa saat petani desa berbincang-bincang mengenai keadaan Curug Gumawang pada wisatawan yang berkunjung. Di tempat ini juga pernah dilakukan kegiatan Lomba Swafoto untuk mempromosikan produk unggulan, madu khas Banjaranyar. Diharapkan, tempat wisata serta produk madu unggulan, akan menarik wisatawan semakin banyak ke desa ini, memulihkan perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19. Keramaian wisata juga diharapkan dapat semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat, kesadaran bahwa desa wisata dapat menjadi modal hidup berkelanjutan. Sebuah desa dengan luas wilayah 11.834,38 hektar memiliki segala potensi, termasuk potensi keindahan alamnya.
Harapan masyarakat ke depan untuk Desa Banjaranyar adalah selain menjadi Kampung Madu, juga menjadi desa wisata yang mampu memenuhi kebutuhan madu dari luar dan menjadi Pusat Pengembangan Lebah Madu di Jawa Barat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai hidup ekologis dan berkelanjutan. Selama ini, limbah dari proses budi daya madu dapat dimanfaatkan menjadi cendera mata atau kerajinan khas Banjaranyar.
Ada beberapa hal yang masih menjadi perhatian untuk lebih mengotimalkan potensi desa ini ke depan. Antara lain, proses ternak madu yang dilakukan oleh petani madu masih memerlukan analisis perkembangan dan keberlanjutan ekosistem madu hutan, agar tidak terjadi eksploitasi secara berlebih. Selain itu, kemasan produk perlu memiliki daya jual serta menciptakan peluang pasar lewat kemasan produk dalam dua bahasa, penyebaran pasar ke minimarket, penyebaran pasar ke konsumen madu asli, serta jejaring media sosial. Dan yang tidak kalah penting, penanaman area sekitar budi daya madu dengan bunga-bunga sebagai pakan dari lebah yang menghasilkan kualitas madu yang lebih banyak, berkualitas dari segi rasa maupun ketahanan atau keawetan masu.
Patriot Desa sebagai kader penggerak desa, hadir menjadi sahabat masyarakat untuk mencapai tujuan bersama, mewujudkan kemandirian desa berdasar potensi alam dan potensi sumber daya manusia. Patriot Desa yang bertugas di Desa Banjaranyar berupaya menangkap hal tersebut melalui perbincangan dari hati ke hati, menyelami kegiatan petani madu. Kehangatan selalu menjadi awal yang baik dalam membangun sebuah proses panjang untuk nawacita berkemajuan, mewujudkan Jabar Desa Juara.
Penulis : Fajar Imani Nurismawan /Koorkab Banjar Ciamis
Editor : Tim IBEKA
Tags :
#patriotdesa