Cerita Desa

article

Artikel > Cerita Desa > pemberdayaan_masyarakat


41 Tahun Mengabdi Membangun Desa Sehat

Tue Mar 30 2021

cerita

Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya menyelenggarakan pemenuhan sistem pelayanan kesehatan dan keluarga berencana  bagi masyarakat. Posyandu juga merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh berupa pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas hidup manusia secara merata. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Sedangkan pengertian Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara  menurut WHO (1998) merupakan  kader posyandu merupakan laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. 

Kader posyandu juga merupakan penggerak pembangunan desa khususnya dibidang kesehatan, tanpa kesehatan sejak balita bangsa ini tidak akan memiliki sumber daya manusia yang unggul di masa yang akan datang. 

Dewasa ini, menjadi kader posyandu merupakan wadah aktualisasi diri bagi ibu-ibu di setiap desa, mereka mempunyai tugas yang mulia. Kader posyandu berperan sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat, menjadi penggerak masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan. 

Desa Cikaobandung_Purwakarta_Februari2021 (1)

Disamping itu kader juga dapat berperan sebagai orang yang pertama kali menemukan jika ada masalah kesehatan di daerahnya dan segera melaporkan ke tenaga kesehatan setempat. Kader merupakan penghubung antara masyarakat dengan tenaga kesehatan karena kader selalu berada di tengah-tengah masyarakat.

Di desa Cikaobandung, terdapat seorang kader posyandu yang sudah tak lagi muda, usianya sekitar 64 tahun,  lahir pada tahun 1956. Bahkan beliau lahir sebelum bendungan Jatiluhur dibangun pada tahun 1977. 

Beliau menjadi kader posyandu sekitar tahun 1980 dan sudah beberapa kali pergantian kepala desa bahkan presiden. Beliau bernama Cicih Sukaesih kader posyandu RW 02 Kampung Talibaju Desa Cikaobandung Kecamatan Jatiluhur Purwakarta. 

Pertama kali bergabung bu Cicih menuturkan karena keterpaksaan, yaitu tidak adanya warga lain yang mau menjadi kader posyandu, padahal beliau bisa dibilang warga baru di kampung tersebut. “baheula mah da mertua jadi RW, jadi we miwarang bantosan jadi kader soalna eweh deui nu daekeun” (dulu mertua jadi RW meminta bantuan untuk menjadi kader karena tidak ada lagi yang mau). Ungkap Bu Cicih. 

Perjalanan beliau selama 41 tahun menjadi kader posyandu tidaklah mudah. Kesadaran masyarakat akan kesehatan anak sangatlah minim,  serta ditambah dengan dogma agama yang melarang  terkait alat kontrasepsi menjadi faktor sulitnya program posyandu dilaksanakan pada saat itu. Maka, untuk mensiasati hal itu beliau mendatangi rumah satu persatu untuk penimbangan anak dan pemberian vitamin, juga beliau menjadi contoh untuk program KB yang masih sangat tabu pada waktu itu. Bahkan dulu, jumlah kader posyandu hanya dua orang untuk satu RW. Perihal honorarium tak pernah beliau bayangkan apalagi terima. 

Saat ditanya kenapa beliau mau menjalankan program posyandu yang tak ringan itu, beliau hanya menjawab enteng tanpa hambatan “ah tamba kesel we di bumi” (ah biar ga bosan di rumah) padahal, bukan berarti beliau seorang pengangguran. Dulu beliau bekerja di pabrik sebagai pemintal benang kabel dan memiliki empat orang anak. Menurut beliau salah satu kuncinya beliau bisa aktif dalam melaksanakan pelayanan posyandu yaitu adanya dukungan dari suami, karena faktor itu menjadi sangat penting bagi seorang istri pada saat itu memiliki kesempatan untuk beraktifitas diluar rumah. 

Bu Cicih dengan sengaja menyisihkan waktunya untuk memberikan pelayanan posyandu kepada masyarakat tanpa perlu alasan yang kuat dan mendalam, beliau hanya perlu alasan ringan untuk berbuat sesuatu yang besar. Hasil kinerja kaum perempuan ibu rumah tangga ini merupakan sebuah prestasi dalam mewujudkan masyarakat sehat yang patut diapresiasi, misalnya adalah dalam persoalan perwujudan program Keluarga Berencana, yang merupakan salah satu program nasional yang tergolong sangat sukses jika dikaitkan dengan menurunnya angka kematian bayi pada masa itu dan terkait dengan pengendalian jumlah penduduk.

Padahal di zaman sekarang dunia yang serba modern ini, di saat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, manusia saling berlomba-lomba untuk meraih keuntungan dan imbalan dengan menggunakan segala cara apapun. Bahkan banyak manusia yang terjebak menilai kualitas apapun yang diperoleh berupa materi. 

Saat usianya sudah tak lagi muda, Bu Cicih masih tetap semangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu hingga saat ini, beliau selalu enggan jika dianggap lemah dan tak mampu melakukan aktifitas yang menguras fisik saat pelayanan posyandu, misalnya saat keliling rumah-rumah balita untuk penimbangan masih sering beliau ikuti tanpa terlihat mengeluh atau kesusahan. Jika dilarang untuk ikut, beliau selalu menolak. meskipun begitu beliau sadar bahwa kemampuannya sudah tidak selihai dulu. Beliau sudah kesulitan dalam aktifitas pendataan dan tulis menulis karena tangan dan mata beliau yang sudah tidak sesehat saat masih muda. Semangat dan kerja-kerja pelayanan tanpa pamrih Bu Cicih ini seharusnya harus dimiliki semua orang agar proses pembangunan berjalan lebih cepat dan dirasakan oleh semua orang.












Tags :

#posyandu

#penggeraklokal

#kesehatan

#ceritadesa

#patriotdesa